Senin, 08 Juni 2015

Dimensi Penilaian Kawasan (A)

DIMENSI PENILAIAN KAWASAN

Dalam penilaian kawasan, terdapat 3 dimensi yang melingkupinya, yakni dimensi ekologi, ekonomi dan sosial, yang ketiganya bekerja secara simultan mempengaruhi nilai sebuah kawasan. Silahkan paparkan konsepnya dan lanjutkan dengan operasionalisasinya dalam penilaian kawasan!

32 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. NAMA : ZULKARNAIN ANSAR (13222791/B)
    AWAL ALENGKI (13222758/B)
    SADAM HUSAIN (13222784/B)

    Dalam penilaian kawasan, terdapat 3 dimenis yang melingkupinya, antara lain:
    a. Dimensi Ekologis
    Dimensi ekologis berisi tentang hubungan manusia dengan lingkungannya dalam hal menjaga kelestarian alam. Dalam penilaian kawasan, dimensi ekologis sangat berperan penting dalam melakukan penilaian terkait potensi ekologis ataupun pengelolaan sumberdaya alam dalam suatu kawasan dalam rangka keberlanjutan lingkungan.Pengelolaan sumberdaya alam ini dimaksudkan agar sumber daya alam kita terjaga dan lestari, serta dapat mencukupi kebutuhan masa sekarang hingga generasi yang akan datang. Indikator yang mempengaruhi keberlanjutan lingkungan diantaranya yaitu intensitas kerusakan sumberdaya, ketersediaan sumberdaya, produktivitas usaha. Untuk menuju keberlanjutan lingkungan, kita harus mampu memelihara sumber daya alam tetap stabil, menghindari eksploitasi sumber daya alam berlebihan dan menjaga fungsi penyerapan lingkungan. juga menyangkut pemeliharaan keanekaraman hayati, stabilitas ruang udara, dan fungsi ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-sumber ekonomi. Hal-hal tersebut harus diperhitungkan melalui penilaian kawasan. Misalnya dalam Penilaian Kawasan Hutan, dimensi ekologis seringkali dikaitkan dengan Tipologi Penilaian Indirect Use Value. Indirect Use Value (IUV) adalah nilai ekonomi yang diperoleh dari potensi pemanfaatan tidak langsung dari sebuah ekosistem/sumber daya. Contoh indirect use value pada kawasan hutan kaitannya dengan dimensi ekologis antara lain penyedia nutrien biota darat, pemijahan, bermain asuhan bagi biota darat, menjaga kadar oksigen,karbon, penahan erosi, penyedia air, dll. (Misal: Nilai ekonomi karbon kawasan hutan ditaksir dengan menggunakan harga bayangan. Harga karbon yang digunakan untuk menaksir nilai ekonomi karbon diperoleh dengan metode benefit transfer).

    BalasHapus
  3. b.Dimensi ekonomi
    Dimensi ekonomi merupakan hal yang utama dalam penilaian kawasan. Seringkali dimensi ekonomi dikaitkan dengan seberapa besar jumlah pemasukan dan pendapatan yang diterima dalam pengelolaan suatu kawasan. Pemasukan/pendapatan tersebut diperoleh dari aset/barang yang dikelola kemudian dijual ataupun dinikmati hasilnya untuk meningkatkan pendapatan suatu daerah. Semua Nilai aset yang ada dalam suatu kawasan dihitung nilai valuasi ekonominya. Misalnya, dengan menghitung nilai valuasi ekonomi pada hutan maka kita dapat menetukan apakah ekosistem hutan di suatu lokasi dapat dimanfaatkan atau sebaiknya dipertahankan dalam kondisi alaminya. Apabila ternyata dapat dimanfaatkan, valuasi ekonomi juga dapat memberikan arahan sejauh mana pemanfaatan tersebut dapat dilaksanakan sehingga tidak melebihi daya dukung dan bahkan mengurangi fungsi ekologisnya. Dengan ini diharapkan akan dicapai keberlanjutan ekonomi (economic sustainability) pada suatu kawasan.
    Dalam penilaian Kawasan Hutan, dimensi ekonomis seringkali dikaitkan dengan Tipologi Penilaian Direct Use Value. Pada dasarnya, Direct Use Value (DUV) adalah nilai ekonomi yang diperoleh dari pemanfaatan langsung dari sebuah sumber daya /ekosistem.
    Contoh penerapan Direct Use Value pada kawasan hutan kaitannya dengan dimensi ekonomis antara lain kayu bakar, obat-obatan, madu, getah, bahan bangunan, burung dan biota lain, Satwa liar, penelitian, wisata, dll. Untuk menghitung nilai ekonomi kawasan berupa manfaat wisata dari sumber daya hutan dapat dilakukan penilaian ekonomi non-market suatu aset publik dengan Travel Cost Method (TCM) dan Contingent Valuation Method (CVM) yang menggunakan data individu pengunjung. Dengan metode ini dapat ditentukan estimasi nilai ekonomi rekreasi berupa manfaat wisata dari sumber daya hutan serta mengidentifikasi Willingness to Pay (WTP) pengunjung. Perhitungan TCM dihitung melalui pengeluaran biaya atas waktu dan biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh seseorang untuk mengunjungi lokasi wisata. Jadi kesediaan untuk membayar atau WTP (Willingness to Pay) seseorang untuk mengunjungi tempat wisata dapat diestimasi berdasarkan jumlah kunjungan dengan biaya perjalanan yang berbeda. Untuk CVM, nilai ekonomi diperoleh dengan mencari rerata WTP terlebih dahulu. CVM merupakan metode penilaian lingkungan di mana tidak terdapat nilai pasarnya. Penilaian ini umumnya mengukur WTP atau WTA (Willingness to Accept) pengunjung yang berkeinginan membayar atau menerima kompensasi atas kerusakan lingkungan. Penilaian atas lingkungan dikategorikan ke dalam 3 (tiga) komponen, yakni eksistensi, pilihan, dan nilai perkiraan.

    BalasHapus
  4. c. Dimensi Sosial
    Dalam penilaian kawasan, dimensi sosial juga merupakan salah satu bentuk penilaian yang
    dinilai dari aspek sosial kawasan tersebut. Aspek sosial ini terkait, nilai keberadaan sumberdaya/ekosistem tersebut hingga diwariskan kepada generasi yang akan datang, serta bagaimana cara agar sumberdaya alam tersebut dapat lestari. Tentunya yang menjadi indikatornya dalam hal ini agar tercipta keberlanjutan sosial (social sustainability) pada suatu kawasan.
    Misalnya, dalam penilaian Kawasan Hutan, dimensi sosial seringkali dikaitkan dengan Tipologi Penilaian Non Use Values. Pada dasarnya, Non Use Values (NUV) adalah Non-Use value (NUV) merupakan penjumlahan dari Existence Value (EV), Cultural Heritage atau Bequest Value (BV).
    - Bequest Value (BV) adalah nilai ekonomi yang diperoleh dari manfaat pelestarian sumber daya/ekosistem untuk kepentingan generasi masa depan.
    - Existence Value (EV) adalah nilai ekonomi yang diperoleh dari sebuah persepsi bahwa keberadaan (existence) dari sebuah ekosistem/sumber daya tersebut dimanfaatkan atau tidak.
    NUV = BV + EV,
    Contoh penerapan Non Use Values pada kawasan hutan kaitannya dengan dimensi sosial antara lain penyedia pengetahuan, keindahan dan kenyamanan.

    Kesimpulan:
    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penilaian kawasan mencakup tentang 3 dimensi yakni dimensi ekologi, dimensi ekonomi, dan dimensi sosial. Dimensi ekologi terkait dengan tipologi penilaian Indirect Use Values, dimensi ekonomi dengan Direct Use Value, dan dimensi sosial dikaitkan dengan Tipologi Penilaian Non Use Value. Perpaduan dari ketiga dimensi ini akan dikumulatifkan menjadi Total Economic Values (TEV).
    TEV = UV + NUV, di mana :
    UV = DUV + IUV + OV dan
    NUV = BV + EV, sehingga :
    TEV = (DUV + IUV + OV) + (BV + EV)

    Terima kasih.....

    BalasHapus
  5. Paparan konsep mengenai 3 dimensi yang mempengaruhi nilai sebuah kawasan beserta operasionalisasinya dalam penilaian kawasan.
    Oleh :
    1. Atiqah Istiana (NIM : 13222757)
    2. Lara Alyssa (NIM : 13222775)
    3. Rima Kurniasih (NIM : 13222782)
    Sebelum mempelajari lebih jauh mengenai dimensi – dimensi yang melingkupi penilaian kawasan, akan lebih baik jika dipahami terlebih dahulu makna dari penilaian kawasan itu sendiri. Penilaian Kawasan adalah keseluruhan agrerat nilai – nilai ekonomi yang meliputi nilai guna langsung, nilai guna tidak langsung, nilai pilihan, nilai keberadaan, dan nilai pewarisan pada suatu kawasan, diluar nilai tanah dan property yang ada di dalam kawasan yang dinilai tersebut. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa penilaian kawasan ini bukan berbasis bidang per bidang, akan tetapi keseluruhan kawasan dinilai dari adanya pembagian zona – zona yang ada melingkupi dari kawasan tersebut. Disamping itu, untuk mendapatkan nilai kawasan ini diperoleh dengan menjumlahkan keseluruhan nilai – nilai ekonomi yang ada seperti nilai guna langsung, nilai guna langsung, nilai guna tidak langsung, nilai pilihan, nilai keberadaan, dan nilai pewarisan pada suatu kawasan yang dapatdilakukan dengan menggunakan metode – metode penilaian tertentu sesuai dengan nilai yang akan ditentukan.
    Dalam menentukan nilai – nilai ekonomi untuk mendapatkan nilai sebuah kawasan ini, terdapat dimensi – dimensi yang bekerja secara simultan serta turut mempengaruhi nilai kawasan itu sendiri. Dimensi – dimensi tersebut akan diterangkan berikut ini :
    1. Dimensi Ekologi
    Menurut (Miller:1975), Ekologi adalah suatu ilmu mengenai hubungan timbal balik diantara organisme serta sesamanya dan juga terhadap lingkungannya. Hubungan timbal balik diantara organism serta sesamanya dan juga terhadap lingkungannya tersebut dilaksanakan dalam suatu sistem yang disebut dengan Ekosistem. Ekosistem dari suatu lingkungan wajib dijaga keberlanjutannya agar siklus dari suatu hubungan timbal balik ini tidak terputus dan dapat menjaga keutuhan dari sumberdaya alam. Telah diketahui bersama bahwa sumberdaya alam mempunyai nilai yang dapat memenuhi kebutuhan seluruh makhluk hidup terutama manusia. Sumber daya alam jika dibagi menurut sifat pembaharuannya, dapat diklasifikasikan menjadi tig, yaitu :
    a. Sumber daya alam yang dapat diperbarui/renewable ialah sumber daya alam yang dapat digunakan berulang – ulang kali dan dapat dilestarikan seperti air, tumbuhan, hewan, hasil hutan, dan lainnya.
    b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui atau tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat digunakan sekali saja contoh : minyak bumi, batubara, timah, dan lainnya.
    c. Sumber daya alam yang tidak terbatas jumlahnya contoh : sinar matahari, arus air laut, udara, dan lain – lain.
    Dari jenis – jenis sumber daya alam tersebut, keseluruhannya mempunyai nilai ekologi baik sumber daya laut dan pesisir, sumber daya lahan, sumber daya hutan, sumber daya air, sumber daya mineral, yang keseluruhannya dapat tersedia jika keberlanjutan dari ekosistem ini dapat dijaga dan dilestarikan dengan baik agar generasi selanjutnya dapat merasakan kekayaan dari sumber daya alam yang ada. Dengan demikian, bagi yang menikmati hasil – hasil dari sumber daya alam tersebut tentunya ada suatu usaha untuk dapat menjaga dan melestarikam keutuhan sumber daya alam yang ada agar dapat dirasakan oleh generasi mendatang. Inilah yang disebut nilai warisan (Bequest Value) yaitu Nilai ekonomi yang diperoleh dari manfaat pelestarian ekosistem/sumberdaya untuk kepentingan generasi masa depan. Disamping usaha dalam menjaga dan memlihara keutuhan dari ekosistem/sumberdaya untuk generasi mendatang, ekosistem/sumberdaya juga memiliki nilai keberadaan (Existence Value) terlepas apakah ekosistem/sumberdaya alam tersebut dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan sehingga keberadaan dari ekosistem/sumberdaya tersebut dapat bertahan dari tahun ke tahun.

    BalasHapus
  6. Lanjutan 1...

    2. Dimensi Ekonomi
    Dalam penilaian kawasan, dimensi ekonomi berkaitan erat dengan nilai ekonomi yang diperoleh dari pemanfatan suatu kawasan. Nilai Ekonomi Kawasan adalah seluruh agregat nilai-nilai ekonomi (nilai guna langsung, nilai guna tidak langsung, nilai pilihan, nilai pewarisan dan nilai keberadaan) pada suatu kawasan, di luar nilai tanah dan properti yang ada di dalam kawasan. Nilai ekonomi tersebut diperoleh dari barang (goods) maupun jasa (services). Sebagai contoh dalam kawasan hutan, maka barang (goods) yang dihasilkan antara lain hasil hutan kayu dan nonkayu seperti rotan, tanaman obat, dan madu. Hasil hutan dapat dijual langsung atau diolah menjadi berbagai barang yang bernilai tinggi, sebagai contoh, rotan, karet, getah perca yang dimanfaatkan untuk industri kerajinan dan bahan bangunan yang menyumbang devisa ke negara dari hasil penjualan produk hasil hutan ke luar negeri.
    Nilai ekonomi yang diperoleh dari jasa (services) yang dimaksud antara lain berupa pemanfaatan kawasan untuk wisata alam dan pemungutan hasil hutan bukan kayu melalui pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan (IUPK), Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan (IUPJL), dan Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu (IPHHBK).Dalam penerapannya di bidang pertanahan, hasil dari penilaian ekonomi kawasan dituangkan ke dalam Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan (ZNEK) yang dapat digunakan sebagai sumber informasi potensi dan pertimbangan dalam pengelolaan aset pertanahan.

    3. Dimensi Sosial
    Dimensi sosial merupakan dimensi yang merujuk pada hubungan-hubungan manusia dalam kemasyarakatan, setiap manusia diharapkan dapat bersosialisasi baik sesama manusia maupun dengan lingkungannya agar dalam perkembangan selanjutnya tidak meninggalkan bibit-bibit perpecahan antara satu dengan yang lain demi terciptanya masyarakat yang lebih kondusif. Dalam suatu masyarakat, seseorang berkewajiban untuk berperan aktif dan menyesuaikan diri serta bekerjasama dalam masyarakat. Kaitannya dengan penilaian kawasan yaitu potensi suatu kawasan tidak lepas dari pengaruh kehidupan sosial masyarakat, dukungan/peran aktif masyarakat terhadap keberadaan suatu kawasan sangat diperlukan agar suatu kawasan dapat berfungsi secara optimal guna menciptakan kesejahteraan dan harmoni sosial dalam masyarakat. Dukungan sosial berupa pemanfaatan dan pelestarian kawasan oleh masyarakat yang tidak hanya berorientasi kepada masa lampau, namun harus berwawasan ke masa kini dan masa depan, masyarakat harus memastikan bahwa kawasan tersebut akan dapat bertahan (survive) atau tetap ada (exist), serta memberikan manfaat secara berkelanjutan bagi masyarakat.

    BalasHapus
  7. Lanjutan 2...

    Untuk mengoperasionalisasinya dalam ketiga dimensi yang mempengaruhi nilai kawasan ini dapat diambil dari contoh yaitu penilaian kawasan Gunung Merbabu di Provinsi Jawa Tengah. Gunung Merbabu memiliki berbagai macam potensi seperti flaura dan fauna, sumberdaya hutan, air, wisata alam, dan hasil hutan bukan kayu. Keseluruhan potensi yang dimiliki oleh Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu ini harus dapat dijaga keutuhan dan kelestariannya agar dapat dinikmati oleh penduduk sekitar maupun wisatawan yang datang menikmati keindahan dari kawasan ini baik untuk masa sekarang maupun keberadaannya di masa yang akan datang. Untuk menentukan nilai warisan (Bequest Value) dan nilai keberadaan (Existence Value) ini menggunakan metode penilaian CVM (Contingent Valuation Method). Valuasi kontingen adalah metode pengestimasi nilai yang diberikan oleh individu terhadap sesuatu barang atau jasa. Penilaian dengan menggunakan teknik CVM dilakukan untuk fungsi barang/jasa yang tidak ada dalam struktur pasar (non marketed goods and services). Metode survei yang akan membantu dalam memperoleh nilai kawasan melalui metode CVM ini dimana metode survei dilakukan dengan mengamati dan menyelidiki secara kritis untuk mendapatkan keterangan yang baik berkaitan dengan unit populasi tertentu untuk mengetahui willingness to pay (kemauan untuk membayar) atau willingness to accept (kemauan untuk menerima). Dengan demikian, hasil akhir dari survei yang dilaksanakan melalui metode CVM ini nantinya akan mendapatkan nilai menentukan nilai warisan (Bequest Value) dan nilai keberadaan (Existence Value). Disamping itu, Taman Nasional Gunung Merbabu yang juga memiliki potensi sebagai penghasil kayu bakar yang memiliki nilai dimensi ekonomi. Dalam penilaian kawasan sebagai penghasil kayu bakar ini, metode penilaian yang digunakan adalah EOP (Effect on Production Approach) adalah Metode nilai pendekatan produktifitas yang memandang sumberdaya sebagai input dari produk akhir yang kemudian digunakan oleh masyarakat luas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dimensi ekologi, dimensi ekonomi, dan dimensi sosial turut mempengaruhi dalam menentukan nilai sebuah kawasan. Ketiga dimensi ini bekerja secara simultan turut memberikan masing – masing penilaian sesuai dengan konsep dimensi yang ada sehingga nantinya diperoleh keseluruhan nilai agrerat ekonomi atau nilai total ekonomi yang ada pada sebuah kawasan dan dirumuskan dengan :
    TEV = DUV + IUV + OV + BV + EV
    dimana
    TEV = Total Economic Value (Nilai Ekonomi Kawasan)
    DUV = Direct Use Value (Nilai Guna Langsung)
    IUV = Indirect Use Value (Nilai Guna Tidak Langsung)
    OV = Optional Value (Nilai Pilihan)
    BV = Bequest Value (Nilai Pewarisan)
    EV = Existence Value (Nilai Keberadaan)

    BalasHapus
  8. Kelompok 5 (lima)
    Frandika (NIM. 13222766)
    Helmi Rasyid (NIM. 13222770)
    Kustaji Anggara Kusuma (NIM. 13222774)
    Dalam penilaian kawasan tidak dapat lepas dari 3 dimensi yang melingkupinya yaitu dimensi ekologi, dimensi ekonomi, dan dimensi sosial. Tiga dimensi tersebut saling berhubungan dan terkait satu sama lain. Hal ini menurut kelompok kami adalah sebagai wujud dari hubungan yang erat antara alam yang memberi manfaat dengan manusia yang sebagai menerima manfaat. Ketiga dimensi tersebut akan coba kami jelaskan sebagai berikut:
    a. Dimensi Ekologi
    Ekologi menurut (Miller: 1975), adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya. Sedangkan menurut (Otto Soemarwoto), ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
    Dalam penilaian kawasan dari sisi ekologi diharapkan mendapatkan hasil berupa WTP (Willingness to Pay) dari masyarakat yang menerima manfaat dari sumber daya alam tersebut. WTP sendiri adalah kesadaran masyarakat untuk membayar demi tetap terjaganya kelestarian alam yang telah diambil manfaatnya. WTP sendiri adalah bentuk dari hubungan timbal balik antara masyarakat dengan sumber daya alam, yang semakin besar manfaat yang diterima oleh masyarakat maka diharapkan semakin besar pula WTP yang diberikan. Apabila WTP ini terwujud maka kelestarian dari sumber daya alam akan tetap terjaga.
    Selain dari pada itu tinggi rendahnya nilai ekologi suatu kawasan melalui besarnya WTP yang sedia diberikan oleh masyarakat dapat menunjukkan bermanfaat atau tidaknya suatu kawasan bagi masyarakat yang ada didalamnya dan disekitarnya. Dimensi ekologi suatu kawasan dianggap memiliki arti penting dapat dilihat juga dari use value dan non use value. Pada use Value penilaian dilihat dari tiga aspek yaitu direct value yaitu dari besarnya manfaat yang diterima langsung oleh masyarakat, kemunian indirect value manfaat yang tidak langsung dirasakan oleh masyarakat dari keberadaan suatu ekosistem/ sumber daya, kemudian option value yaitu nilai yang diperoleh dari pemanfaat langsung maupun tidak langsung dari sebuah ekosistem/ sumberdaya yang dinilai. Penilaian non use value dibagi menjadi dua yaitu bequest value dan existence value. Bequest value diperoleh dari manfaat yang diperoleh ketika masyarakat dengan kesadaran melakukan pelestarian terhadap suatu ekosistem/ sumber daya alam. Sedangkan existence value diperoleh dari persepsi masyarakat terhadap bermanfaat atau tidaknya suatu ekosistem/ sumberdaya didaerah tersebut. Dari variabel penilaian tersebut diatas maka dapat kita tahu bahwa dimensi ekologi memiliki kaitan erat dalam penilaian suatu kawasan sebagai suatu ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan.

    BalasHapus
  9. lanjutan kelompok 5

    b. Dimensi Ekonomi
    Dimensi ekonomi dalam penilaian kawasan diperoleh dari besarnya keuntungan yang diperoleh masyarakat terhadap adanya suatu kawasan. Keuntungan yang diperoleh masyarakat dapat diperoleh karena adanya potensi yang dimiliki oleh suatu kawasan yang dibagi menjadi 2 yaitu goods, dan services.
    Goods, potensi ini dapat dicontohkan misalnya pada suatu kawasan hutan lindung, masyarakat sekitar kawasan hutan diuntungkan dengan keberaannya yaitu mereka dapat memperoleh kayu ranting yang kering untuk digunakan sebagai kayu bakar, mereka dapa mengambil buah-buahan hutan untuk konsumsi sendiri atau dijual, masyarakat dapat memperoleh obat-obatan yang alami diperolehnya, dan sebagainya.
    Services misalnya pada keberadaan air terjun Grojogan Sewu di Karanganyar, dengan adanya air terjun tersebut masyarakat menerima manfaat masyarakat memiliki kesempatan luas untuk membuka usaha misalnya jasa, pengelolaan parkir, penyewaan villa, penginapan, kuliner dan lain sebagainya. Pada dimensi ekonomi penilaian juga dapat diambil dari pengambilan sampel pengunjung wisata Grojogan Sewu.penilaian terhadap pengunjung dapat meliputi tingkat pendidikan, umur, pendapatan, besarnya biaya yang dikeluarkan untuk dapat mengunjungi kawasan tersebut, dan ada tidaknya pilihan tempat wisata lain selain air terjun Grojogan Sewu. Data sampel ini biasanya digunakan pada penilaian metode TCM. Kemudian untuk penilaian dengan metode CVM, data sampel yang diambil adalah terutama masyarakat yang berada dikawasan yang dinilai dengan data yang diambil dapat meliputi, besarnya pendapatan, tingkat pendidikan, kepentingan, nilai keberadaan, manfaat kawasan. Dari penilaian dengan kedua metode tersebut nilai ekonomi suatu kawasan wisata dapat diketahui.
    c. Dimensi Sosial
    Dimensi sosial dalam penilaian kawasan adalah bagaimana hubungan antar individu di masyarakat dapat memberi timbal balik kepada suatu kawasan yang telah memberi manfaat, sehingga kawasan tersebut tetap terjaga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dimensi sosial ini juga merupakan bentuk kesadaran masyarakat terhadap suatu sumberdaya atau ekosistem bahwa penting bagi mereka untuk menjaga kelestariannya bukan hanya untuk kebutuhan mereka saat ini tetapi juga dimasa mendatang. Kesadaran masyarakat ini dapat diwujudkan dalam nilai WTP (willingness to pay) dan WTA (willingness to accept) yang diperoleh dengan penghitungan terhadap data sampel masyarakat yang menerima manfaat dari kawasan tersebut. Hasil yang paling diharapkan adalah semakin besar manfaat yang diterima masyarakat dari kawasan tersebut, maka semakin tinggi persepsi positif msyarakat terhadap kawasan tersebut dan semakin tinggi pula WTP dan WTA yang sedia diberikan untuk kelestarian ekosistem/ sumberdaya tersebut.

    Dari ketiga fungsi yang terkandung dalam ekosistem tersebut kelompok kami menyimpulkan bahwa ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan saling mempengaruhi. Ketiga fungsi tersebtotal kawasan. Rumus penilaian kawasan dapat dituliskan sebagai berikut:
    TEV ₌ UV ₊ NUV
    UV ₌ DUV ₊ IUV ₊ OV
    NUV ₌ BV ₊ EV
    Sehingga
    TEV ₌ DUV ₊ IUV ₊ OV ₊BV ₊ EV

    BalasHapus
  10. Kelompok 9 Kelas B :
    1. Made Rosdiana Putra NIM. 13222776
    2. Syamsul Arifin NIM. 13222785
    3. Wendy Ayu Melati NIM. 13222787

    Dalam penilaian kawasan terdapat 3 dimensi yakni dimensi ekologi, ekonomi dan sosial ketiganya bekerja secara simultan mempengaruhi sebuah kawsan. menurut kami konsep dan operasionalisainya dalam penilaian kawasan dapat dipaparkan dibawah ini.

    1. Dimensi ekologi
    Dimensi ini lebih ditujukan kepada pemanfaatan sumber daya suatu wilayah secara berkelanjutan yang berarti bagaimana cara mengelola semua kegiatan yang terdapat di suatu wilayah yang berhubungan dengan wilayah yang bersangkutan agar total dampaknya tidak melebihi kapasitas fungsionalnya karena setiap ekosistem alamiah memiliki 4 fungsi pokok bagi kehidupan manusia, antara lain : jasa pendukung kehidupan, jasa kenyamanan, penyediaan sumber daya alam dan penerima limbah (ORTOLANO, 1984). Dalam dimensi ekologi kita dituntut tidak melakukan eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya, tidak boleh menimbulkan pencemaran lingkungan, dan menerapkan sistem manajemen lingkungan dalam melakukan usaha. Dimensi ekologi ini lebih condong mengenai lingkungan dari sumber daya suatu wilayah.

    2. Dimensi Ekonomi
    Dimensi ini lebih condong kepada manfaat atau keuntungan yang diperoleh dari kegiatan penggunaan atau pemanfaatan suatu sumber daya alam di wilayah itu yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk dengan peningktan pendapatan terutama golongan ekonomi lemah, penyerapan tenaga kerja, tumbuhnya berbagai kegiatan usaha pendukung dan juga guna menjamin kelangsungan pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri.

    3. Dimensi Sosial
    Dalam dimensi sosial lebih ke hubungan antara masyarakat satu dengan lainnya, dan hubungan masyarakat dengan lingkungan atau sumber daya yang dimanfaatkan. Hal ini dapat dilihat dari adanya pemenuhan kebutuhan dasar (pangan, sandang, dan papan), terjadi pemerataan, terbukanya kesempatan berusaha atau bekerja secara adil, terdapat akuntabilitas dan partisipasi masyarakat.

    Ketiga dimensi diatas sangat berkaitan satu sama lainnya dan juga berpengaruh pada nilai sebuah kawasan karena agar menghasilkan nilai yang komprehensif disamping memperhitungkan nilai pasar, juga diperhitungkan nilai dari lingkungan itu. Karena Penilaian kawasan merupakan penilaian ekonomi yang berfungsi sebagai sumber daya alam (potensi) dan sebagai ekonomi (lingkungan) yang memuat fungsi dan dampak suatu wilayah. Dalam mengetahui nilai ekonomi suatu kawasan diperlukan informasi mengenai manfaat dan biaya dari berbagai aspek, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Nilai ini biasanya diukur dalam bentuk utility yakni pengukuran metrik dari kepuasan seseorang mengkonsumsi barang atau jasa atau bahkan hanya ikut berperan dalam kegiatan yang diperoleh dari jasa lingkungan. Utility ini merupakan indikator yang sulit diukur meski sebagian besar bisa diturunkan dari keinginan membayar seseorang atas barang dan jasa yang diinginkan dalam bentuk nilai moneter atau rupiah. Nilai ekonomi suatu ekosistem biasanya dikategorikan dalam nilai pasar dan nilai non pasar. Contoh nilai pasar : harga seekor ikan yang diperoleh dari sumber daya pesisir, contoh nilai non pasar : layanan jasa ekosistem seperti pesisir dan tepian air.

    (Bersambung....)

    BalasHapus
  11. Lanjutan...

    Kemudian nilai pasar dan non pasar ini dikelompokkan lagi secara lebih spesifik ke dalam nilai pemanfaatan (use value) dan nilai non pemanfaatan (non use value). Nilai kegunaan ini ada yang berupa nilai langsung (direct use value) dari ekstraktif seperti nilai ikan yang ditangkap, dan ada juga nilai kegunaan langsung yang non esktraktif seperti wisata bahari. Nilai kegunaan tidak langsung (indirect use value) dapat berupa nilai yang diturunkan dari non-konsumtif seperti melihat program keindahan pantai di televisi. Nilai non-pemanfaatan (non-use value) dapat berupa berbagai macam aktifitas yang diturunkan dari keberadaan ekosistim pesisir dan tepian air, misalnya saja kita merasa nyaman bahwa wilayah ini masih tetap utuh sehingga bias dinikmati anak cucu kita dikemudian hari, atau kita gembira masih ada flora dan fauna yang masih dipertahankan di wilayah tersebut.

    Jadi dalam penilaian kawasan, dimensi ekologi, sosial dan ekonomi sangat berperan penting karena dengan dimensi-dimensi ini kita dapat mengetahui informasi yang dibutuhkan dalam menilai sebuah kawasan. Kita tidak hanya menghitung biaya dan manfaat sumber daya dari sisi finansial saja tetapi juga dari sisi non finansial yang tentunya berpengaruh terhadap hasil total nilai ekonomi sebuah kawasan yang dinilai. Berkaitan dengan penilaian kawasan seperti yang kita ketahui, ekologi berhubungan dengan sumber daya alam atau potensi dari kawasan itu sendiri, ekonomi berhubungan dengan pendapatan yang akan berdampak pada tingkat kemakmuran masyarakat sekitar dan sosial berhubungan dengan sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya alam agar menghasilkan pendapatan suatu wilayah menjadi tinggi dan menjada sumber daya alam tetap terpelihara dan terjaga sehingga nilai kawasan itu menjadi tinggi.

    BalasHapus
  12. Kelompok 1
    Andri Putra Harmain NIM : 13222755
    Eko Nugroho Widiatmoko NIM : 13222764
    Witri Lizayati NIM : 13222788

    Dimensi Penilaian Kawasan

    a. Nilai Ekonomi
    Pada umumnya ilmu ekonomi (ekonomika) diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang bagaimana tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun sebagai masyarakat berusaha memenuhi kebutuhan mereka dari berbagai alat pemuas kebutuhan atau sumber daya yang terbatas adanya. Alat pemuas kebutuhan ini yang dapat pula disebut sebagai sumber daya, dapat berupa barang konsumsi maupun barang produksi. Secara umum sumber daya didefinisikan sebagai sesuatu yang dipandang memiliki nilai ekonomi. Dapat juga dikatakan bahwa sumber daya adalah komponen dari ekosistem yang menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia. SDA menurut skala pertumbuhan dibagi dua yaitu stok (tidak dapat diperbaharui) & flow (dapat diperbaharui). Namun haruslah dicatat bahwa meskipun ada sumber daya alam yang dapat melakukan regenerasi/diperbaharui , jika titik krisis kapaisitas maksimum regenerasinya sudah dilewati, sumber daya ini akan berubah menjadi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui.Untuk menilai tingginya suatu nilai ekonomi kawasan/ sumber daya alam tertentu perlu dilakukan penilaian kawasan. Penilaian kawasan bukan hanya saja menghitung nilai ekonomi secara langsung yang bisa diambil dari SDA tapi juga menilai SDA yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain itu dihitung juga nilai ekonomi secara tak langsung yang didapat dari atau atas pengelolaan SDA tersebut.
    Pengapilkasian penilaian secara langsung melalui penilaian melalui pendekatan nilai pasar (Market Based)/ Pendekatan Produktivitas. Pendekatan melalui nilai pasar biasanya menggunakanEop (contoh penilaian penggunaan kayu bakar, bahan bangunan dan biota lain) sedangkan pendekatan melalui non pasar salah satu metodenya adalah TCM (contoh adalah pariwisata).

    BalasHapus
  13. Lanjutan Kelompok 1

    Untuk fungsi dimensi ekologi dan sosial lebih didasarkan pada nilai berbasis bukan pemanfaatan (Non Use Value). Dimana penilaian berdasarkan seberapa besar masyarakat membutuhkan dan mempertahankan kawasan tersebut. berikut pemaparan kedua dimensi tersebut.
    b. Dimensi ekologi
    Seperti yang dipaparkan diatas SDA terbagi atas dua yaitu stok (tidak dapat diperbaharui) & flow (dapat diperbaharui), dan perlu diperjelas lagi bahwa flow juga dapat menjadi SDA yang tidak dapat diperbaharui jika telah mencapai tingkat pemanfaatannya secara maksimal. Melihat dari konteks tersebut maka pemanfaatan dengan memperhitungkan dampaknya adalah perlu untuk dilakukan. Dimensi ekologi berkaitan dengan penyedia nutrien biota darat, laut maupun udara, membantu proses pemijahan, penahan erosi, penyedia air dan lain-lain. Kesemuanya tidak dapat dinilai secara langsung namun dapat melalui penilaian dengan pendekatan non pasar. Dimana penilaian berdasarkan kesediaan masyarakat yang menikmati kawasan tersebut untuk membayar dan mempertahankan kawasan tersebut. Secara konsep ini disebut dengan willingines to pay seseorang terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan. Dengan menggunakan pengukuran ini, nilai ekologis ekosistem bisa diterjemahkan kedalam bahasa ekonomi dengan mengukur nilai moneter barang dan jasa. WTP juga dapat diartikan sebagai jumlah maksimal seseorang mau membayar untuk menghindari terjadinya penurunan sesuatu. Hal ini dicerminkan dalam seberapa besar nilai keberadaan kawasan tersebut (Existance Value / EV)dan nilai pewarisan (Bequest Value/BV). Metode ini lebih menekankan pada keinginan untuk membayar masyarakat sekitar untuk mempertahankan kawasan tersebut baik untuk dirinya ataupun generasi yang akan datang. Selain itu juga dinilai tingkat kerelaan masyarakat untuk menukar atau memilih kawasan tersebut untu digunakan seperti sedia kala atau dialihkan pemanfatannya yang disebut dengan option value (OV)

    BalasHapus
  14. Lanjutan Kelompok 1

    c. Dimensi sosial
    Dimensi sosial dalam penilaian kawasan lebih mengarah kepada seberapa besar lingkungan kawasan SDA dapat memberikan dampak atau efek bagi keberlanjutan masyarakat sekitar, kegiatan masyarakat dan sosialisasi masyarakat sekitar. Mudahnya dimensi sosial pada SDA dapat dilihat ketika dia dapat memberikan manfaat untuk menyediakan pengetahuan bagi masayarakat sekitar, memberikan rasa nyaman dan indah untuk siapa saja yang melihatnya. Yang kesemuanya mempengaruhi fungsi sosial yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Tidak jauh berbeda dengan dimensi ekologi, dimensi ekonomi pula dinilai berdasarkan keinginan masyarakat untuk bersedia membayar atau mempertahankan suatu kawasan. Semakin besar kesediaan membayar masyarakat yang menikmati kawasan tersebut maka semakin besar pula keinginan untuk membayar kawasan tersebut. hal ini akan tercermin pada tingginya nilai suatu kawasan, yang tentunya nilai sosial telah diekstrak kedalam nilai ekonomi. Sama seperti dimensi ekologi, dimensi ekonomi juga dinilai BV,EV maupun OV
    Jelasnya, suatu nilai kawasana dapat mencakup tiga dimensi yaitu ekonomi,ekologi dan sosial. Ketiganya memiliki peranan tersendiri untuk mempengaruhi nilai suatu kawasan. Singkatnya penilaian kawasan dapat dinilai dengan pendekatan pasar (market based) dan nilai berbasis bukan pemanfaatan. Sehingga,
    TEV = UV + NUV, dimana ;
    UV = DUV + IUV + OV dan
    NUV = BV + EV
    TEV = (DUV+IUV+OV) + (BV+EV)
    Contoh pengaplikasian dapat dilihat dari penilaian kawasan karst dimana untuk nilai ekonomi secara langsung dapat dihitung pemanfaatan batu gamping, kapur tohor, guano dan potensi kayu jati yang kesemuanya dinilai menggunakan metode EOP. Untuk nilai ekonomi secara tak langsung melalui potensi wisata minat umum dengan metode Travel Cost Methode. Dimensi ekologi berupa ketersediaan air tanah maupun air didalam gua serta penyerapan karbon untuk kawasan tersebut, serta keanekaragaman flora dan fauna dinilai dengan menggunakan Contingent Valuation Method (berupa EV,OV dan BV), selain itu dapat dihitung pula dengan cara mengetahui debit air ataupun volume penyerapan karbon dan dikalikan dengan harga persatuannya. Adapun untuk dimensi sosial berupa keindahan dan nilai estetika yang diberikan oleh gua tersebut dinilai dengan menggunakan Contingent Valuation Method (berupa EV,OV dan BV).

    BalasHapus
  15. Kelompok 2:
    1. Ahmad Sholih NIM 13222752
    2. Alfian Budi Saputra NIM. 13222754
    3. Muhammad Arief Asyari Z NIM. 13222778

    Dalam penilaian kawasan, terdapat 3 dimensi yang melingkupinya, yakni dimensi ekologi, ekonomi dan sosial, yang ketiganya bekerja secara simultan mempengaruhi nilai sebuah kawasan. Konsep dan operasionalisasinya dalam penilaian kawasan, menurut kelompok kami adalah sebagai berikut:
    a. Dimensi Ekologis
    Dimensi ekologi disini berarti bahwa keanekaragaman hayati dalam suatu kawasan memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem yang ada. Dalam penilaian kawasan, dimensi ekologis bisa dilihat dari manfaat fungsional sumber daya alam suatu kawasan dalam rangka keberlanjutan lingkungan. Sumber daya alam yang terjaga dan lestari, maka dapat menjaga keberlanjutan lingkungan dimana masyarakat bergantung hidup padanya. Untuk menuju keberlanjutan lingkungan, kita harus mampu memelihara sumber daya alam tetap stabil, menghindari eksploitasi sumber daya alam berlebihan dan menjaga fungsi penyerapan lingkungan. Untuk operasionlaisasinya dalam penilaian kawasan, dimensi ekologis akan masuk dalam Penilaian Indirect Use Value. Indirect Use Value (IUV) adalah nilai ekonomi yang diperoleh dari potensi pemanfaatan tidak langsung dari sebuah sumber daya yang ada. Beberapa contoh indirect use value yaitu:
    • Pada kawasan mangrove yaitu dapat berupa manfaat fisik sebagai penahan abrasi air laut. Nilai kawasan mangrove yang berasal dari manfaat perlindungan abrasi ini bisa kita estimasi melalui replacement cost dengan pembangunan bangunan pemecah gelombang (break water).
    • Pada kawasan hutan kaitannya dengan dimensi ekologis antara lain menjaga kadar oksigen, karbon, penahan erosi, penyedia air, dll. Nilai kawasan hutan sebagai penjaga kadar karbon dan oksigen dapat diestimasi dengan menggunakan harga bayangan yang diperoleh dengan metode benefit transfer. Untuk nilai kawasan hutan sebagai penahan erosi dan penyedia air maka dapat distimasi melalui replacement cost dengan pembangunan tanggul pencegah erosi dan bendungan sebagai penyedia air.

    b. Dimensi Ekonomi......

    BalasHapus
  16. lanjutan kelompok 2

    b. Dimensi Ekonomi
    Dimensi ekonomi dalam penilaian kawasan diperoleh dari besarnya keuntungan langsung yang diperoleh masyarakat terhadap adanya suatu kawasan. Keuntungan yang diperoleh masyarakat dapat diperoleh karena adanya potensi yang dimiliki oleh suatu kawasan itu sendiri. Potensi yang dimiliki oleh kawasan tersebut dibagi menjadi 2 yaitu goods dan services. Untuk operasionalisasinya dalam penilaian kawasan, dimensi ekonomi akan masuk dalam Penilaian Direct Use Value (DUV) yang pengestimasiannya menggunakan pendekatan nilai pasar atau produktivitas, contohnya yaitu:
    • pada suatu kawasan hutan mangrove, masyarakat sekitar kawasan hutan diuntungkan dengan keberadannya yaitu mereka dapat memperoleh kayu ranting yang kering untuk digunakan sebagai kayu bakar, kemudian mereka dapat menangkap kepiting, udang dan ikan ikan yang hidup di sekitar hutan mangrove. Nilai kawasan hutang mangrove disini dapat distimasi dari nilai ekonomi kayu bakar yang diperoleh masyarakat dari hutan dan nilai ekonomi dari kepiting, udang dan ikan yang dihasilkan dari keberadaan hutan mangrove itu.
    • Pada keberadaan candi Prambanan di Klaten, dengan adanya candi tersebut masyarakat menerima manfaat yaitu memiliki kesempatan luas untuk membuka usaha misalnya jasa, pengelolaan parkir, penyewaan villa, penginapan, kuliner, penjualan souvenir dan lain sebagainya. Disini nilai kawasan candi Prambanan dapat diestimasi dari jumlah pendapatan yang dihasilkan dari pengelolaan parkir, penyewaan villa, penginapan, kuliner, penjualan souvenir dan lain-lain.
    c. Dimensi Sosial
    Dimensi sosial ini merupakan bentuk kesadaran masyarakat terhadap suatu sumberdaya atau ekosistem bahwa penting bagi mereka untuk menjaga kelestariannya bukan hanya untuk kebutuhan mereka saat ini tetapi juga dimasa mendatang. Semua pihak yang merasa mendapat manfaat dari adanya suatu kawasan, maka mereka berusaha menjaganya dan mempertahankannya, sehingga keberadaan kawasan tersebut bertahan dari tahun ke tahun. Untuk operasionalisasinya dalam penilaian kawasan, dimensi sosial akan masuk dalam Non Use Value (NUV) yang terdiri dari Nilai Pewarisan (Bequest Value) dan Nilai Keberadaan (Existence Value) yang pengestimasiannya menggunakan pendekatan tekhnik survey, yang diwujudkan dalam nilai WTP (willingness to pay) dan WTA (willingness to accept). Nilai tersebut diperoleh dengan penghitungan terhadap data sampel masyarakat yang menerima manfaat dari kawasan tersebut. Semakin besar manfaat yang diterima masyarakat dari kawasan tersebut, maka semakin tinggi persepsi positif msyarakat terhadap kawasan tersebut dan semakin tinggi pula WTP dan WTA yang sedia diberikan oleh masyarakat untuk kelestarian ekosistem/ sumberdaya tersebut.

    Untuk mendapatkan Total Economic Value (TEV) suatu kawasan maka kita harus meperhitungkan ketiga dimensi diatas, yaitu dimensi ekologi, dimensi ekonomi dan dimensi sosial. Sehingga bisa kita simpulkan bahwa TEV = nilai dimensi ekologi + nilai dimensi ekonomi + nilai dimensi sosial.

    BalasHapus
  17. Komentar dari Kelompok 11 Kelas B :
    1. Inike Kumala Dewi (NIM. 13222772)
    2. Isak Samuel M Kaiba (NIM. 13222773)
    3. Pristian Noviantari (NIM. 13222779)

    Penilaian ekonomi kawasan adalah sebuah penilaian untuk mengetahui seberapa besar potensi dari suatu kawasan. Konsep dasar dari penilaian suatu kawasan adalah terdiri dari nilai ekonomi atas dasar penggunaan/pemanfaatan dan nilai ekonomi atas dasar bukan penggunaan atau pemanfaatan. Nilai atas dasar penggunaan menunjukan kemampuan lingkungan apabila digunakan untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan nilai atas dasar bukan penggunaan adalah nilai yang melekat pada lingkungan tersebut.
    Dalam penilaian kawasan terdapat beberapa dimensi yang mempengaruhinya yaitu dimensi ekologi, dimensi ekonomi dan dimensi sosial. Dimensi ekologi berhubungan dengan lingkungan/ekosistem dalam suatu kawasan. Dimensi ekonomi berkaitan dengan kegiatan ekonomi yang dilakukan di suatu kawasan tersebut. Dimensi sosial berkaitan dengan hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat di kawasan tersebut. Mengapa ketiga dimensi ini berpengaruh secara simultan terhadap nilai suatu kawasan?
    1. Dimensi Ekologi.
    Penilaian kawasan sangat dipengaruhi dari dimensi ekologi, dimana penilaian dilihat dari sisi keseimbangan lingkungan yang ada jika eksistensi kawasan tersebut tetap ada. Bagaimana kawasan tersebut sangat penting adanya untuk menciptakan keberlangsungan lingkungan yang harmonis, mempertahankan keseimbangan alam dan tidak merusak sumberdaya alam dan lingkungan yang ada. Dimensi ekologis sering dikaitkan dengan bagaimana pengelolaan suatu kawasan agar dapat tetap terjaga kualitas lingkungan yang baik, terjaga sumber daya alamnya. Untuk menuju keberlanjutan lingkungan kita harus mampu memelihara dan menjaga sumber alam, mencegah adanya eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian kawasan adalah bagaimana potensi suatu kawasan tersebut dalam keberlanjutan kelestarian suatu lingkungan. Misalnya adalah ketika melakukan penilaian kawasan terhadap kawasan hutan mangrove. Maka kita harus juga memperhatikan dimensi ekologisnya. Fungsi ekologis dari adanya hutan mangrove yaitu dengan tercegahnya abrasi pantai, sebagai tempat daur ulang oksigen, penahan atau penyerap tiupan angin kencang dari laut, sebagai kawasan pemijah (spawning ground) bagi udang ikan kepiting, dan lain sebagainya. Hal-hal ini harus diperhitungka dalam penilaian kawasan. Dimensi ekologis dapat dikategorikan dalam nilai penggunaan tidak langsung (indirect Use Value).

    2. Dimensi ekonomi.
    Dimensi ekonomi berkaitan dengan seberapa besar jumlah pemasukan dan pendapatan yang diterima dengan adanya pengelolaan atau pemanfaatan suatu kawasan. Bagaimana masyarakat di suatu kawasan memanfaatkan sumber-sumber atau potensi di suatu kawasan di bidang ekonomi. Bagaimana masyarakat mendapatakan suatu penghasilan dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada dalam suatu kawasan. Semakin banyak potensi atau sumber potensi ekonomi dari suatu kawasan, maka masyarakat mendapatkan keuntungan yang lebih, sehingga akan meningkatkan nilai suatu kawasan. Potensi ataupun aset dalam suatu kawasan dihitung nilai dari segi ekonominya. Biasanya dalam penilaian kawasan yang berhubungan dengan dimensi ekonomi menggunakan suatu metode penilaian menggunakan nilai pasar. Dalam penilaian kawasan, dimensi ekonomi sering dikaitkan dengan nilai penggunaan langsung atau nilai dari pemanfaatan langsung suatu sumber daya suatu kawasan. Misalnya dalam penilaian kawasan hutan mangrove, sumber-sumberdaya yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat dihitung dari nilai pasar. Contohnya seperti kayu bakar, obat-obatan, burung, udang, ikan, wisata, dan lainnya. Untuk menghitung nilai produksi seperti kayu bakar dapat digunakan metode Effect on Production (Eop). Untuk penilaian suatu kawasan wisata dapat menggunakan metode Travel Cost Method (TCM) dan Contingent Valuation Method (CVM).

    (bersambung...)

    BalasHapus
  18. (lanjutan kelompok 11)

    3. Dimensi Sosial.
    Dimensi sosial berkaitan dengan bagaimana pentingnya keberadaan suatu kawasan bagi masyarakat. aspek sosial ini berkaitan dengan keberadaan kawasan tersebut sangat mendukung kegiatan sosial masyarakat sehingga harus dijaga keberadaannya untuk generasi yang akan datang. Yang menjadi penting adalah terjaganya keberlanjutan sosial di suatu kawasan. Hal ini dapat dikaitkan dengan tingkat kesenangan atau ketidaksenangan masyarakat terhadap suatu kawasan. Dengan melihat dari dimensi ekologi dan dimensi ekonomi yang ada masyarakat dapat merasakan bagaimana kawasan tersebut meningkatkan kesejahteraan sosial atau malah menurunkan kesejahteraan sosial. Apabila suatu kawasan membuat suatu lingkungan sosial yang baik, membuat suatu masyarakat yang harmonis dan berhubungan baik dengan alam atau kawasan tersebut, maka suatu kawasan tersebut dapat dikatakan memiliki nilai yang penting bagi masyarakat tersebut. Dalam penilaian kawasan aspek sosial ini biasanya dicerminkan dengan nilai pewarisan (bequest value) dan nilia keberadaan (existence value). Hal ini dapat dinilai dengan metode CVM yaitu dengan mengidentifikasi seberapa besar upaya masyarakat agar kawasan tersebut tetap ada (willingness to pay) atau seberapa besar masyarakat mau dibayar untuk mempertahankan kawasan tersebut (willingness to accept).

    BalasHapus
  19. Kelompok 6
    DIPLOMA IV/Semester IV/ Kelas B
    1. Fransiskus T.M Sitanggang NIM. 13222767
    2. Marcelina Ika Risnani NIM. 13222777
    3. Puri Sega Dimas Sadewa NIM. 13222780

    DIMENSI DALAM PENILAIAN KAWASAN
    A. Dimensi Ekonomi
    Di dalam kegiatan penilaian kawasan, dimensi ekonomi merupakan salah satu aspek yang harus selalu diperhatikan agar keberlanjutan Sumber Daya Alam (SDA) yang dikelola dapat selalu terjaga. Pengelolaan SDA tersebut akan mendatangkan pendapatan daerah sehingga akan mendukung keberhasilan pembangunan. Apabila dimensi ini mulai ditinggalkan, maka dalam pengelolaan SDA akan timbul permasalahan di kemudian hari karena adanya eksploitasi SDA secara besar-besaran. Pengelolaan SDA dan lingkungan dalam suatu kawasan dapat diasumsikan sebagai mesin penggerak ekonomi dalam suatu wilayah.
    Pengelolaan SDA dalam suatu kawasan dapat dihitung dengan valuasi ekonomi terhadap dampak lingkungan yang secara potensial akan terjadi. Suatu dampak terhadap lingkungan itu penting disebabkan karena manusia yang terkena dampak besar jumlahnya, wilayah penyebarannya cukup luas dan dampak yang terjadi cukup lama serta dampak itu mengakibatkan kawasan lingkungan tidak dapat dikembalikan ke keadaan asalnya. Dampak tersebut dapat dinyatakan dalam nilai yang dapat dibedakan menjadi atas dasar penggunaan (instrumental value/use value) yang menunjukkan kemampuan lingkungan apabila digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan nilai yang terkandung di dalamnya (intrinsic value/non use value) yang merupakan nilai yang melekat pada lingkungan tersebut.
    Atas dasar penggunaan tersebut nilai dapat dibedakan lagi menjadi nilai atas dasar penggunaan langsung (direct use value), nilai penggunaan tidak langsung (indirect use value), nilai atas dasar pilihan penggunaan (option use value), dan nilai yang diwariskan (bequest value). Sebagai contoh pada kawasan hutan yang tidak hanya diambil produk kayunya saja namun hutan tersebut juga memberikan sumbangan kegunaan seperti jasa lingkungan dan sumber daya biologis yang juga mempunyai manfaat dan nilai. Kegunaan ini merupakan jasa lingkungan yang memiliki nilai keberadaan (existence value) yang untuk selanjutnya mendatangkan pilihan bagi manusia apakah akan tetap menggunakannya untuk masa depan atau menebang hutan tersebut. Nilai inilah yang disebut sebagai nilai pilihan (option value). Sedangkan apabila kawasan hutan tersebut keberadaannya dilestarikan untuk kebutuhan rekreasi maka disebut sebagai nilai warisan. Di dalam menentukan nilai lingkungan dalam suatu kawasan dapat dihitung dengan menjumlahkan nilai penggunaan langsung, nilai penggunaan tidak langsung, nilai pilihan, nilai warisan dan nilai keberadaannya.
    Untuk menghitung nilai suatu kawasan dapat dihitung dengan metode Travel Cost Methode (TCM) dan Contingent Valuation Methode (CVM) untuk penilaian ekonomi non-market. Di dalam metode CVM terlebih dahulu dihitung WTP (willingness to pay), artinya besarnya kesediaan seseorang untuk membayar agar bisa menikmati manfaat dari kawasan tersebut, dan WTA (willingness to accept) yang merupaka ukuran yang harus diberikan kepada seseorang agar dirinya tidak menikmati perbaikan yang baru namun kepuasannya sama dengan seolah-olah ia menikmatinya.

    BalasHapus
  20. Lanjutan Kelompok 6
    B. Dimensi Sosial
    Merupakan kajian yang perlu dan harus dilakukan dalam setiap proses penilaian suatu kawasan, meliputi :
    a. Pemahaman dan pengertian sosial terhadap Penilaian merupakan usaha untuk memberikan memperoleh informasi tentang Penilaiandari masyarakat.
    b. Analisis dari dampak social dari Penilaian. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui dampak social yang akan muncul dari suatu kawasan.
    c. Partisipasi sosial terhadap Penilaian merupakan kajian social yang melibatkan peran dari masyarakat terhadap Penilaian setelah selesai. Masyarakat dengan kesadarannya akan melihat pentingnya penilaian ini bagi kelangsungan hidupnya, dan kelangsungan jalannya roda perekonomian masyarakat baik secara mikro maupun makro.
    d. Partisipasi social terhadap Penilaian merupakan kajian social yang melibatkan peran dari masyarakat terhadap Penilaian setelah selesai dan lebih dominant ke unsure kemitraan (Partnetship), melibatkan masyarakat dalam proses pemeliharaan suatu kawasan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
    Dimensi sosial juga merupakan nilai keberadaan akan suatu kawasan yang diwariskan kepada generasi berikutnya, serta bagaimana cara agar kawasan tersebut dapat dipelihara dengan baik. Yang menjadi indikatornya dalam hal ini agar tercipta keberlanjutan sosial (social sustainability) pada suatu kawasan.
    Misalnya, dalam penilaian Kawasan Cagar Alam, dimensi sosial akan sering dihubungkan dengan Penilaian Non Use Values. Pada dasarnya, Non Use Values (NUV) adalah Non-Use value (NUV) merupakan penjumlahan dari Existence Value (EV), Cultural Heritage atau Bequest Value (BV).
    Berdasarkan PerMen No 2/2009 tentang tata cara penetapan kawasan konservasi perairan, PerMen No 17/2008 tentang kawasan konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, dan PerMen No 30/2010 tentang rencana pengelolaan dan zonasi kawasan konservasi perairan, Dimensi sosial terdiri dari:
    a. Kependudukan: jumlah penduduk total, jumlah penduduk berdasarkan gender, jumlah penduduk berdasarkan komposisi umur, rata-rata jumlah anggota keluarga dalam, jumlah penduduk berdasarkan agama, suku, pendidikan
    b. Kesehatan: sarana dan prasaran kesehatan (puskesmas, pustu, jumlah dokter/bidan/perawat, penyakit yang paling sering diderita warga secara luas, bagaimana cara mengobatinya)
    c. Pendidikan: jumlah sekolah, guru, prasarana sekolah
    d. Dukungan masyarakat

    BalasHapus
  21. Lanjutan Kelompok 6
    C. Dimensi Ekologi
    Menurut Otto Soemarwoto, ekologi adalah suatu ilmu mengenai hubungan timbal balik diantara makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya. Sedangkan menurut Eugene P. Odum, ekologi adalah suatu kajian terstruktur serta fungsi alam, tentang suatu struktur dan juga interaksi diantara sesama organisme dengan lingkungannya.
    Didalam Ekologi terdapat prinsip-prinsip utama yaitu:
    • interaksi (interaction)
    • Saling ketergantungan (interdependence)
    • Keanekaragaman (diversity)
    • Keharmonisan (harmony)
    • Kemampuan berkelanjutan (sustainability)
    Kehidupan manusia tentu tidak bisa lepas dari hubungannya dengan lingkungan. Interaksi manusia dengan lingkungan menciptakan suatu hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan dan alam dimana manusia berkepentingan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terutama karena alam memiliki sumber daya yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia,namun demikian manusia juga berkewajiban dan berkepentingan untuk tetap menjaga kelestarian dan keberadaan lingkungan tersebut,disinilah tercipta hubungan saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungannya. Manfaat dari keberadaan ekosistem dalam suatu lingkungan tersebut secara implisit dapat diukur dengan Willingness To Pay (WTP) yaitu nilai ekonomi yang rela dikeluarkan oleh sesorang yang mendapat manfaat dari keberadaan ekosistem tersebut untuk menjaga keberadaan suatu ekosistem tersebut.Besaran nilai WTP tersebut juga dapat menggambarkan tinggi rendahnya nilai suatu ekosistem sehingga dapat dikatakan bahwa semakin besar manfaat ekosistem tersebut maka akan semakin tinggi pula nilai ekonomi dari ekosistem tersebut.Dimensi Ekologi merupakan salah satu pilar penting dalam penilaian kawasan baik dari segi Use Value maupun Non Use Value,oleh karena itu perlu diadakan usaha untuk menjaga keanekaragaman sumberdaya alam dan ekosistem yang ada agar dapat terus dinikmati di masa sekarang maupun di masa depan sebagai warisan untuk generasi yang akan datang sehingga terjadi harmoni antara manusia dengan lingkungannya.
    Jadi kesimpulannya adalah pada penilaian kawasan ke-3 dimensi tersebut merupakan bagian penting dalam penilaian kawasan. Dalam pembuatan rumusnya sendiri ke-3 dimensi itu di gabung dalam satu rumus Total Ekonomic Value.
    TEV = UV + NUV,
    Keterangan;
    UV = DUV + IUV + OV
    NUV = BV + EV
    TEV = (DUV + IUV + OV) + (BV + EV)
    Selesai.

    BalasHapus
  22. Nama : Didik Kurniawan (NIM. 13222761)
    Gede Arta Budi Mahardika
    Penilaian suatu kawasan (Munasinghe, 1993:22) pada hakikatnya merupakan agregat dari Nilai Guna (Use Values) dan Nilai Non Guna (Non-Use Values). Nilai Guna terdiri dari Nilai Guna Langsung (Direct Use Values) dalam kaitanya dengan hasil yang langsung dapat dikonsumsi, Nilai Guna Tak Langsung (Indirect Use Values) dalam kaitannya dengan manfaat fungsional, dan Nilai Pilihan (Option Values) dalam kaitanya dengan nilai guna langsung dan nilai guna tidak langsung untuk masa depan. Sedangkan Nilai Non-Guna terdiri dari Nilai Keberadaan (Existance Values) dan Nilai Warisan (Bequest Values).
    Dalam menentukan berbagai macam nilai ekonomi diatas, terdapat dimensi – dimensi yang bekerja secara simultan dan turut mempengaruhi nilai kawasan itu sendiri. Dimensi – dimensi tersebut terbagi dalam tiga garis besar, yaitu:
    1. Dimensi Ekologi
    Dimensi ekologi (Sudirman, 2011) pada prinsipnya merupakan fungsi kawasan dalam kaitannya dengan fungsi lingkungan, Seberapa besar suatu kawasan tersebut menyumbang untuk kelestarian dan keseimbangan lingkungan.
    Sebagai contoh dalam disertasinya dijelaskan bahwa keberadaan pertanian kota dan pinggiran kota memiliki fungsi sebagai : (a) pencipta keseimbangan ekosistem kota dan meningkatkan keragaman hayati (bio-diversity) di wilayah perkotaan (Rees, 1977), (b) berkontribusi terhadap proses daur ulang (recycling) dan penggunaan kembali (re-using) limbah cair organik, mengatur keseimbangan oksigenkarbondioksida, serta memperbaiki iklim mikro (Zeeuw et al., 1999), dan (c) menghasilkan “amenities” atau kenyamanan di kota dan pinggiran kota yang tidak bisa diukur dengan harga pasar (Heimlich dan Anderson, 2001) dan lain-lain.

    BalasHapus
  23. 2. Dimensi Ekonomi
    Dimensi ekonomi pada prinsipnya merupakan representasi dari Guna Langsung (Direct Use Values) dalam kaitanya dengan hasil yang langsung dapat dikonsumsi dari pengelolaan kawasan tersebut.
    Sebagai contoh fungsi kawasan pertanian pinggiran kota dari dimensi ekonomi (Sudirman, 2011) antara lain sebagai (a) penyedia pangan dalam hal ini menghasilkan padi, kacang tanah, kedelai, maupun berbagai jenis komoditas lainnya.


    3. Dimensi Sosial
    Dimensi sosial pada prinsipnya suatu kawasan memberikan ruang bagi organisme untuk melakukan interaksi, baik antara manusia dengan manusia, dengan lingkungan, maupun berbagai organisme lainnya.
    Sebagai contoh bentuk dimensi sosial (Sudirman, 2011) dalam kaitanya dengan kawasan pertanian di pinggiran kota Yogyakarta antara lain (a) sebagai sumber lapangan pekerjaan (Rees, 1997), (b) meningkatkan akses pangan oleh penduduk berpendapatan rendah (Nugent, 1977), (c) untuk mengatasi kondisi darurat saat terjadi kesulitan pangan (Maxwell et al., 1999; Sawio, 1998), (d) memunculkan tumbuhnya pasar-pasar petani lokal di pinggiran kota, (UNDP, 1997) dan lain-lain.
    Dalam suatu kawasan tidak lepas dari kehidupan sosial masyarakat, dukungan/peran aktif masyarakat terhadap keberadaan suatu kawasan sangat diperlukan agar suatu kawasan dapat berfungsi secara optimal guna menciptakan kesejahteraan dan harmoni sosial dalam masyarakat. Dukungan sosial berupa pemanfaatan dan pelestarian kawasan oleh masyarakat yang tidak hanya berorientasi kepada masa lampau, namun harus berwawasan ke masa kini dan masa depan, masyarakat harus memastikan bahwa kawasan tersebut akan dapat bertahan (survive) atau tetap ada (exist), serta memberikan manfaat secara berkelanjutan bagi masyarakat.
    Untuk operasionalisasi dari ketiga dimensi tersebut Dimensi Ekologi merupakan representasi dari nilai guna tidak langsung dalam kaitannya dengan fungsi lingkungan, dimana outputnya bersifat non market value, metode perhitungannya bisa menggunakan CVM, dll.. Dimensi ekonomi merupakan representasi dari nilai guna langsung yang merupakan hasil komoditi dari pengelolaan suatu kawasan, bersifat market value, metode perhitungannya bisa menggunakan RCM, Eop, dll. Sedangkan Nilai sosial merupakan representasi dari nilai keberadaan dari suatu kawasan, sifatnya non-market value, metode perhitungannya bisaa digunakan metode CVM, dll. Dari ketiga dimensi tersebut terakumulasi dalam suatu nilai ekonomi total (Total Economic Values) yang merupakan agregat dari nilai-nilai tersebut.

    BalasHapus
  24. DIPLOMA IV SEMESTER 4 KELAS B:
    BOBY KURNIAWAN (NIM. 13222759)
    BUDI SATRIO (NIM. 13222760)
    RONNY DEDI SANTOSO (NIM. 13222783)
    ---------------------------------------------------------------------
    Penilaian suatu kawasan, dilingkupi oleh 3 dimensi yaitu dimensi ekologi, dimensi ekonomi dan dimensi sosial sehingga mempengaruhi nilai dari suatu kawasan. Ketiga dimensi tersebut memiliki konsep yang menurut kelompok kami adalah sebagai berikut :
    1. Dimensi ekologi menjelaskan tentang potensi ruang yang berasal dari sumber daya alam dan lingkungan pada suatu kawasan. Penilaian terhadap dimensi ekologi dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menjaga keseimbangan ekosistem, kelestarian alam dan lingkungan yang ada pada suatu kawasan. Sumber daya alam yang terjaga dan lestari, dapat menjaga keberlanjutan lingkungan sebagai tempat bergantung hidup bagi masyarakat.
    Operasionlaisasinya dalam penilaian kawasan, dimensi ekologi masuk dalam Penilaian Indirect Use Value. Indirect Use Value (IUV) adalah nilai ekonomi yang diperoleh dari potensi pemanfaatan tidak langsung dari sebuah sumber daya yang ada. Contohnya yaitu: Pada kawasan hutan antara lain menjaga kadar oksigen, karbon, penahan erosi, penyedia air, keanekaragaman hayati, dll dengan cara mengambil data dari hasil penilaian oleh pihak-pihak yang sah dan dipercaya . yang digunakan untuk mendapatkan nilai dimaksud.
    2. Dimensi Ekonomi menjelaskan tentang keuntungan yang diperoleh secara langsung oleh masyarakat terhadap adanya suatu kawasan karena adanya potensi yang dimiliki oleh kawasan tersebut. Operasionalisasinya dalam penilaian kawasan, dimensi ekonomi masuk dalam Penilaian Direct Use Value (DUV) yang pengestimasiannya menggunakan pendekatan nilai pasar atau produktivitas. Contohnya yaitu: masyarakat sekitar kawasan hutan yang diuntungkan dengan dapat memperoleh kayu ranting yang kering untuk digunakan sebagai kayu bakar, dan rerumputan sebagai pakan ternak.
    3. Dimensi Sosial merupakan bentuk kesadaran masyarakat terhadap pentingnya suatu sumberdaya atau ekosistem bagi mereka. Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka tetapi juga untuk menjaga kelestariannya hingga dimasa mendatang. Semua pihak yang merasa mendapat manfaat dari adanya suatu kawasan, maka mereka berusaha menjaganya dan mempertahankannya, sehingga keberadaan kawasan tersebut tetap bertahan.
    Operasionalisasinya dalam penilaian kawasan, yaitu : perhitungan terhadap data sampel masyarakat yang menerima manfaat dari suatu kawasan. Penilaian dapat dilakukan dengan mengukur seberapa besar kesediaan membayar untuk mendapat untuk mendapatkan kualitas lingkungan yang lebih baik atau Willingness to Pay (WTP) maupun Willingness to Accept (WTA) yaitu kesediaan menerima kompensasi atas kerusakan lingkungan. Semakin besar manfaat yang diterima, maka semakin tinggi persepsi positif msyarakat terhadap kawasan tersebut dan semakin tinggi pula kesediaan membayar dan berkorban yang diberikan oleh masyarakat untuk kelestarian ekosistem/ sumberdaya tersebut.
    Untuk mendapatkan Total Economic Value (TEV) suatu kawasan maka kita tinggal menjumlahkan seluruh penilaian yang dihasilkan oleh ketiga dimensi diatas, yaitu dimensi ekologi, dimensi ekonomi dan dimensi sosial.

    BalasHapus
  25. Komentar Kelompok 10 Kelas B
    1. Anisa Sekarsari NIM. 13222756
    2. Eko Fahrija NIM. 13222763
    3. Fendi Rahman NIM. 13222765
    Dalam penilaian kawasan terdapat 3 dimensi yang mempengaruhinya yaitu dimensi ekologi, dimensi ekonomi dan dimensi sosial. Dimensi ekologi berhubungan dengan potensi yang ada pada lingkungan/ekosistem dalam suatu kawasan. Dimensi ekonomi berkaitan dengan kegiatan ekonomi yang dilakukan di suatu kawasan tersebut. Dimensi sosial berkaitan dengan hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat di sekitar kawasan/lingkungan.
    1. Dimensi Ekologis
    Ekologi menurut (Miller:1975) adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya. Hubungan timbal balik disini dapat kita lakukan dengan menjaga kelestarian sumberdaya alam sehingga dapat mencukupi untuk kehidupan di masa sekarang dan di masa depan . Untuk itu perlu diperlukan berbagai cara agar kebelanjutan ekologi tetap ada yaitu dengan memelihara ekossistem, memelihara keaneragaman hayati, melakukan pengelolaan berdasarkan lingkungan. Sumber daya alam yang terbatas menyebabkan kita harus melakukan perhitungan untuk penggunaan SDA yang lebih efektif dan efisien yaitu dengan melakukan valuasi ekonomi .di dalam valuasi ekonomi kita mengenal use value, bequest value dan existence value.dalam hal ini use value adalah nilai yang diterima masyarakat yang terdiri dari nilai guna baik langsung maupun tidak langsung yang dapat kita peroleh dari sumber daya alam pada lingkungan tersebut sehingga orang yang memperoleh manfaat atas SDA juga memiliki kewajiban untuk menjaga kelestarian ekosistem agar terus memperoleh manfaatnya . bequest value ( nilai warisan) adalah nilai yang diberikan masyarakat yang hidup pada saat ini dengan menjaga kelestarian SDA dan lingkungan tertentu agar tetap ada atau utuh untuk diberikan kepada generasi yang akan datang .exsistence value ( nilai keberadaan) nilai ini muncul dai kepuasan seseorang terhadap keberadaan ekosistem tersebut yang berupa manfaat spiritual,ekstetika dan budaya. dengan demikian valuasi ekonomi dapat menjadi suatu alat (tool) penting dalam upaya peningkatan apresiasi dan kesadaran masyarakat terhadap SDA dan lingkungan. maka dimensi ekologi, hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkunganya bisa tercipta dengan baik.

    BalasHapus
  26. Lanjutan Kelompok 10
    2. Dimensi Ekonomi
    Dimensi ekonomi diartikan sebagai jumlah kemakmuran semua anggota dari masyarakat tertentu. Dengan menggunakan penilaian atas nilai, dalam pengertian bahwa individu menilai kemakmuran mereka sendiri untuk diperhitungkan dalam formulasi suatu ukuran. Dalam hal meningkatkan kemakmuran masyarakat memanfaatkan sumber daya di suatu kawasan. Semakin banyak potensi atau sumber potensi ekonomi dari suatu kawasan, maka masyarakat mendapatkan keuntungan yang lebih, sehingga akan meningkatkan nilai suatu kawasan. Hasil potensi sumber daya dihasilkan berupa barang dan jasa lingkungan. Nilai barang dan jasa lingkungan dapat dikategorikan menjadi (i) nilai yang digunakan (use value) dan (ii) nilai yang tidak digunakan/nilai yang terkandung di dalamnya/nilai intrinsik (non-use value). Option value didasarkan pada penilaian berapa besar kesediaan seseorang individu untuk membayar (willingness to pay) dan atau berapa besar seseorang bersedia menerima ganti rugi (willingness to accept) dari suatu pilihan melindungi lingkungan. Nilai yang diminta (bequest value) didasarkan pada pemahaman individu akan manfaat suatu sumberdaya di masa depan. Sedangkan nilai eksistensi (existence value) didasarkan pada pemahaman akan keberadaan/eksistensi sumberdaya tersebut.
    Contoh kawasan mangrove barang yang dihasilkan berupa kayu, kepiting, ikan yang dapat langsung dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, kemudian jasa yang dihasilkan berupa pemecah ombak, mencegah terjadinya abrasi, dan sebagai tempat habitat fauna.
    3. Dimensi sosial
    Dimensi social merupakan dimensi yang terkait pada hubungan-hubungan manusia dalam kemasyarakatan, setiap manusia diharapkan dapat bersosialisasi baik sesama manusia maupun dengan lingkungannya. Keberadaan potensi suatu wilayah tidak lepas dari pengaruh dimensi sosial. Dimensi sosial dapat disebut sebagai salah satu acuan untuk mengukur potensi wilayah daerah di Indonesia karena memenuhi kriteria seperti spesifik dan dapat diukur. Penting untuk menganalisis potensi wilayah melalui dimensi sosial mengingat keberagaman yang telah tercermin dari semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Ada banyak dimensi sosial yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan masyarakat suatu wilayah, tetapi dalam pedoman kelayakan sosial umumnya digunakan beberapa acuan yang dianggap dapat menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Kelompok indikator sektoral tersebut meliputi : kependudukan, pendidikan, ketenagakerjaan, kesehatan.
    Dari ketiga dimensi dalam operasionalnya menggunakan panduan valuasi ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan (KNLH, 2007) adalah pengenaan nilai moneter terhadap sebagian atau seluruh potensi sumberdaya alam sesuai dengan tujuan pemanfaatannya. Valuasi ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan yang dimaksud adalah nilai ekonomi total (total net value), nilai pemulihan kerusakan/pencemaran serta pencegahan pencemaran/kerusakan.
    Bermacam-macam teknik yang dapat digunakan untuk mengkuantifikasi konsep nilai. Namun konsep dasar dalam penilaian ekonomi yang mendasari semua teknik adalah kesediaan untuk membayar dari individu untuk jasa-jasa lingkungan atau sumberdaya (Munasinghe, 1993).

    BalasHapus
  27. KOMENTAR KELOMPOK 8 KELAS B SEMESTER IV
    ALBERTO AGUSTINO SELLAN (13222753)
    EDINUR LAKSANA (13222762)
    I MADE ALIT SWARDIANA (13222771)

    Paradigma pembangunan berkelanjutan menurut Bank Dunia diterjemahkan dalam bentuk kerangka segitiga pembangunan berkelanjutan (Environmentally Sustainable Development Triangle) yang bertumpu pada keberlanjutan ekonomi, ekologi, dan sosial. Berkelanjutan secara ekonomis mengandung pengertian bahwa suatu kegiatan pembangunan harus mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan kapital, penggunaan sumberdaya, serta investasi secara efisien. Berkelanjutan secara ekologis berarti bahwa kegiatan tersebut mampu mempertahankan integritas ekosistem, memelihara daya dukung lingkungan, dan konservasi sumberdaya alam termasuk keanekaragaman hayati (biodiversity). Keberlanjutan secara sosial diartikan bahwa pembangunan tersebut dapat menciptakan pemerataan hasil – hasil pembangunan, mobilitas sosial, kohesi sosial, partisipasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, identitas sosial, dan pengembangan kelembagaan (Serageldin, 1996 dalam Dahuri 1998).

    Penjelasan tentang 3 (tiga) dimensi dalam penilaian kawasan menurut Rudy S. Rivai dan Iwan S. Anugrah,2011 adalah:
    1. Dimensi ekonomi berkaitan dengan konsep maksimisasi aliran pendapatan yang dapat diperoleh dengan setidaknya mempertahankan asset produktif yang menjadi basis dalam memperoleh pendapatan tersebut. Indikator utama dimensi ekonomi ini ialah tingkat efisiensi dan daya saing, besaran dan pertumbuhan nilai tambah dan stabilitas ekonomi. Dimensi ekonomi menekankan aspek pemenuhan kebutuhan ekonomi manusia baik untuk generasi sekarang ataupun mendatang.
    2. Dimensi lingkungan alam, menekankan kebutuhan akan stabilitas ekosistem alam yang mencakup sistem kehidupan biologis dan materi alam. Termasuk dalam hal ini ialah terpeliharanya keragaman hayati dan daya dukung biologis, sumber daya tanah, air dan agroklimat, serta kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Penekanan dilakukan pada preservasi daya lentur dan dinamika ekosistem untuk beradaptasi terhadap perubahan bukan pada konservasi suatu kondisi ideal statis yang mustahil dapat diwujudkan.
    3. Dimensi sosial, adalah orientasi kerakyatan, berkaitan dengan kebutuhan akan kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis (termasuk tercegahnya konflik sosial), reservasi keragaman budaya dan modal sosio-kebudayaan, termasuk perlindungan terhadap suku minoritas. Untuk itu, pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan berusaha dan pendapatan, partisipasi sosial politik dan stabilitas sosial budaya merupakan indikator-indikator penting yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pembangunan.

    BalasHapus
  28. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  29. (LANJUTAN KELOMPOK 8)

    Lebih lanjut Haris( 2000) dalam( Fauzi, 2006) menjelaskan lebih rinci tentang ketiga konsep tersebut antara lain:
    a. Keberlanjutan ekonomi yang diartikan sebagai pembangunan yang mampu menghasilkan barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara keberlanjutan pemerintahan dan menghindari terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang dapat merusak produksi pertanian dan industri.
    b. Keberlanjutan lingkungan: sistem yang berkelanjutan secara lingkungan harus mampu memelihara sumber daya yang stabil, menghindari ekspoitasi sumberdaya alam dan fungsi penyerapan lingkungan. Konsep ini juga menyangkut pemeliharaan keanekaragaman hayati, stabilitas ruang udara, dan fungsi ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-sumber ekonomi.
    c. Keberlanjutan sosial: keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem yang mampu mencapai kesetaraan, menyediakan layanan sosial termasuk kesehatan, pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik.

    • Direct Use Value (Dimensi Ekonomi)
    Metode Penelitian: 1) Pendekatan harga pasar; 2) Pendekatan berdasarkan biaya; 3) Hedonic price; 4) Contingen valuation method.
    • Indiret Use Value (Dimensi Ekonomi)
    Metode Penelitian: 1) Pendekatan berdasarkan biaya; 2) Contingen valuation method; 3) Pendekatan harga pasar.
    • Option Value (Dimensi Ekonomi)
    Metode Penelitian: 1) Contingen valuation method; 2) Hedonic price.
    • Existence Value (Dimensi Ekologi)
    Metode Penelitian: 1) Contingen valuation method.
    • Bequest Value (Dimensi Sosial)
    Metode Penilaian: 1) Contingen valuation method.

    BalasHapus
  30. Kelompok 7
    Putri Indah Yuliana Permatasari (NIM. 13222781)
    Wahyu Indra Syah Putra (NIM. 13222786)
    Zico Evert Wanenda (NIM. 13222790)

    Dimensi Penilaian Kawasan
    Dalam penilaian kawasan terdapat 3 dimensi yang melingkupinya, yaitu dimensi eklogi, dimensi ekonomi dan dimensi sosial. Berikut penjelasan mengenai 3 dimensi yang mempengaruhi nilai sebuah kawasan beserta operasionalisasiya:
    1. Dimensi Ekologi
    Menurut Ernst Haeckel (1866), peneliti asal Jerman, bahwa pengertian ekologi adalah ilmu pengetahuan komprehensif tentang hubungan organisme (makhluk hidup) tehadap lingkungan. Pada suatu unit ekologi tersebut di dalamnya terdapat hubungan antara struktur dan fungsi yang disebut ekosistem. Menurut Oddum (1993) menyatakan bahwa ekosistem merupakan unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya dan di antara keduanya saling mempengaruhi. Dari penjelasan tersebut penilaian kawasan jika ditinjau dari segi dimensi ekologi ada hubungan erat antara makhluk hidup terhadap lingkungannya di mana ketersediaan segala sumber daya alam maupun potensi yang ada pada lingkungan atau kawasan tersebut harus dijaga untuk pemenuhan kebutuhan makhluk hidup, khususnya manusia, dan demi terjaga siklus ekositem pada kawasan tersebut. Oleh karena itu diperlukan penilaian kawasan yang ditinjau dari dimensi ekologi agar tidak merusak ekosistem yang sudah ada.
    Dalam penilaian kawasan terdapat beberapa jenis nilai, yakni Use Value dan Non Use Value di mana Use Value dibagi menjadi Direct Use Value dan Indirect Use Value. Sedangkan Non Use Value dibagi menjadi Option Value, Existence Value dan Bequest Value. Dari jenis nilai-nilai tersebut bisa diukur dengan beberapa metode penilaian kawasan sehingga diperoleh nilai dari sebuah kawasan. Misalnya “Kawasan Terumbu Karang” yang mempunyai beberapa fungsi ekologi seperti sebagai tempat mencari makan, tempat memijah bagi para biota laut. Selain itu, terumbu karang juga berfungsi sebagai penahan abrasi pantai dan peredam gelombang. Dengan adanya penilaian kawasan ini dimaksudkan agar ekosistem yang ada di sebuah kawasan dapat terjaga dan tidak terjadi eksploitasi yang berlebihan. Jika dimensi ekologi dikaitkan dengan penilaian kawasan maka dapat diukur seberapa besar fungsi ekologi dari kawasan tersbut sehingga diketahui nilai kawasan tersebut seperti nilai dari Bequest Value dan Existence Value.

    BalasHapus
  31. Lanjutan (Kelompok 7)
    2. Dimensi Ekonomi
    Secara konvensional ilmu ekonomi sering didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana manusia mengalokasikan sumber daya yang langka. Inti masalah ekonomi ialah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas sehingga menyebabkan kelangkaan (scarcity). Alat pemuas di sini berkaitan dengan sumber daya yang ada pada suatu kawasan. Dalam pengertian umum, sumber daya didefinisikan sebagai sesuatu yang dipandang memiliki nilai ekonomi. Menurut Grima dan Barkes (1989) mendefinisikan sumber daya sebagai asset untuk pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia. Secara umum sumber daya dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yakni kelompok pertama ialah stok di mana sumber daya ini dianggap memiliki cadangan yang terbatas sehingga eksploitasi terhadap sumber daya tersebut akan menghabiskan cadangan sumber daya dan tidak mungkin lagi tersedia di masa yang akan datang. Sumber daya ini bisa juga disebut sumber daya yang tidak dapat diperbarui, misalnya sumber daya mineral, logam, minyak, gas, dll. Kelompok kedua ialah flows di mana jenis sumber daya ini jumlah kuantitas fisik dari sumber daya berubah sepanjang waktu yang mana jika kita manfaatkan sekarang, bisa mempengaruhi atau bisa juga tidak mempenagruhi ketersediaan sumber daya di masa mendatang. Dengan kata lain, sumber daya ini dapat diperbarui. Namun, perlu dicatat bahwa meskipun sumber daya tersebut bisa melakukan proses regenerasi, jika titik krisis kapasitas maksimum regenerasinya sudah lewat, sumber daya ini akan berubah menjadi sumber daya yang tidak dapat diperbarui.
    Dengan adanya penilaian terhadap suatu kawasan maka nilai ekonomi terhadap sumber daya yang ada pada suatu kawasan dapat diukur dan dihitung baik dari segi nilai pemanfaatan secara langsung (Direct Value) maupun nilai pemanfaatan secara tidak langsung (Indirect Use Value) dari sumber daya yang ada pada suatu kawasan. Sehingga dapat menghindari eksploitasi terhadap sumber daya pada suatu kawasan demi pemenuhan kebutuhan ekonomi manusia dan keberlanjutan serta cadangan sumber daya tersebut tetap terjaga untuk masa mendatang.

    3. Dimensi Sosial
    Dalam ilmu sosial mempelajari segala aspek mengenai hubungan sosial antara manusia dengan lingkungan sosialnya. Jika dikaitkan dengan penilaian kawasan maka bagaimana kesadaran masyarakat dapat memberi hubungan timbal balik yang positif kepada suatu kawasan yang memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga kawasan tersebut tetap terjaga guna memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. kesadaran masyarakat tersebut dapat diukur nilainya, yakni berupa WTP (willingness to pay) dan WTA (willingness to accept). WTA merupakan jumlahmaksimal seseorang mau membayar untuk menghindari terjadinya penurunan terhadap sesuatu. Sedangkan WTA ialah jumlah minimum pendapatan seseorang untuk mau menerima penurunan terhadap sesuatu. Penilaian terhadap WTP maupun WTA tersebut dilakukan dengan menghitung data dari beberapa sampel masyarakat sekitar maupun pendatang yang menerima manfaat dari kawasan tersebut sehingga diperoleh seberapa besar kesadaran masyarakat dalam mempertahankan kondisi kawasan tersebut agar tetap terjaga.

    BalasHapus
  32. Lanjutan (Kelompok 7)
    Untuk operasionalisasi dari ketiga dimensi di atas yang mempengaruhi di dalam penilaian kawasan dapat diambil contoh, yaitu “Penilaian Kawasan Terumbu Karang Taman Nasional Karimun Jawa”. Kawasan terumbu karang di Taman Nasional Karimun Jawa memiliki berbagai macam potensi seperti dari masing-masing jenis nilai seperti manfaat penggunaan langsung (DUV) seperti perikanan tangkap, budidaya laut, akuarium ikan hias, bahan baku oabt-obatan, wisata bahari dan penelitian; untuk nilai manfaat penggunaan tidak langsung (IUV) seperti ekosistem pesisir lainnya, pendukung kehidupan biota laut, sumber karbon, penahan abrasi pantai; sedangkan untuk manfaat pilihan (OV), Manfaat keberadaan (EV) dan manfaat warisan (BV) seperti keindahan terumbu karang, kearifan local dan keaneragaman hayati terumbu karang. Keseluruhan potensi tersebut dapat dijaga baik dari segi dimensi ekologi, ekonomi maupun sosial agar dapat dinikmati oleh masyarakat sekitar maupun masyarakat luar/wisatawan yang datang menikmati keindahan maupun untuk menerima manfaat dari kawasan ini baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang.
    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dimensi ekologi, dimensi ekonomi dan dimensi sosial turut mempengaruhi dalam menentukan nilai sebuah kawasan. Ketiga dimensi tersebut diukur baik dari manfaat maupun potensi yang ada pada suatu kawasan sehingga diperoleh keseluruhan nilai agregat ekonomi atau nilai total ekonomi pada suatu kawasan dengan rumus sebagai berikut:
    TEV = DUV + IUV + OV + BV + EV
    dimana:
    TEV = Total Economic Value (Nilai Ekonomi Kawasan)
    DUV = Direct Use Value (Nilai Guna Langsung)
    IUV = Indirect Use Value (Nilai Guna Tidak Langsung)
    OV = Option Value (Nilai Pilihan)
    BV = Bequest Value (Nilai Pewarisan)
    EV = Existence Value (Nilai Keberadaan)

    BalasHapus